Selasa, 18 Desember 2012

Pemberdayaan Masyarakat di Cokrokonteng

Rangkaian Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Cokrokonteng, Godean :

L1 : Pemaparan 10 besar penyakit tertinggi di Puskesmas Godean I
L2 : CSS (Community Self Survey)
L3 : Pelatihan kader
L4 : Diseminasi oleh kader

setelah melewati L1, beberapa kader di dampingi mahasiswa melakukan CSS dan ditemukan bahwa penyakit tertinggi di Dusun Cokrokonteng adalah Common cold. itu artinya penyakit ini perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka dilaksanakan L3 yaitu pelatihan kader mengenai penyakit Common Cold. Selanjutnya kader akan mendesiminasi materi tentang common cold ini kepada masyarakat luas.



Materi Common Cold Common Cold Ppt

Cuci Tangan, Kebiasaan Mudah dan Murah untuk Mencegah Berbagai Penyakit


Menurut DEPKES 2007, pengertian mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi.
Mencuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada di tangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), flu burung atau SARS. Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman (Proverawati, 2011)
Cuci tangan perlu menjadi gaya hidup karena dari kebiasaan sederhana ini kualitas kesehatan akan meningkat. Berbagai penyakit dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar, seperti cacingan, thypus dan diare. Berdasarkan data dari WHO, kasus cacingan sering menyerang anak usia 5 hingga 14 tahun dan menghabiskan biaya pengobatan hingga 30-33 miliar per tahun. Sedangkan angka kasus diare di Indonesia mencapai 301 per 1.000 penduduk dan angka tifus mencapai 300-810 per 1.000 penduduk. Selain itu, penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur. (Yulvitrawasih)
Meskipun cuci tangan termasuk kebiasaan yang murah dan mudah, tetapi banyak orang belum mengetahui cara mencuci tangan yang benar. Kebanyakan orang hanya mencuci tangan dengan saling menggosokkan telapak  tangan, sehingga banyak bagian tangan yang tidak terjangkau seperti punggung tangan, sela jari, ujung jari dan kuku.
Cara cuci tangan yang benar menurut WHO (2005) meliputi 7 langkah, yaitu :
a.    Basuh tangan dengan air mengalir
b.    Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
c.    Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
d.    Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
e.    Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
f.     Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
g.    Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
Sedangkan menurut Proverawati (2011) cara mencuci tangan yang benar adalah :
a.    Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak harus sabun khusus bakteri, tetapi disarankan menggunakan sabun yang berbentuk cairan.
b.    Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik
c.    Bersihkan pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku.
d.    Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir
e.    Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain
f.     Gunakan tissue/handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air.
Secara garis besar intinya adalah sama. Hanya tinggal menggabungkan saja. Hehe~ agar lebih jelas langkah-langkahnya bisa dilihat di video ini ^^

Rabu, 08 Agustus 2012

Beasiswa DataPrint

Sekitar 2 minggu yang lalu, suatu siang yang panas.. Sepulang dari PKL di sms ibunda tercinta buat beli tinta.
Tapi baru di buka kemaren, eh ga tau nya di dalemnya ada kuponnya.
Intinya tentang beasiswa,, cuma bikin essay terus di daftarin online. Dan ini ga di undi, tapi di seleksi dan hadiahnya bisa di bilang lumayan lah pokoknya..hehe..
untuk info lengkapnya cek disini dan disini ..

Jumat, 01 Juni 2012

Kunjungan ke Bukit Sampah


Gambar di atas, yang keliatan kayak bukit itu sebenernya sampah lo.. Pasti mikir ya, emang ada gitu bukit sampah?? Ada dong, tepatnya adalah...jengjengjeng : TPA Piyungan !!!
Berhubung kami ini mahasiswa kesehatan lingkungan, kami juga mempelajari penyehatan sampah dan tanah. Nah kunjungan ke TPA Piyungan kali ini mau ngeliat bagaimana pengolahan sampah padat di TPA Piyungan, trus mau ambil sampel tanah buat pemeriksaan kualitas kimia dan biologis sekaligus wawancara sama pemulung berkaitan dengan penyakit seputar sampah.
Sampai di Lokasi, kami mendengar penjelasan dulu dari petugas TPA. Intinya kita di kasih tahu profil tentang TPA piyungan plus sistem pengolahan yang di pakai di TPA  ini. Ternyata di Piyungan udah pake Controlled Landfill loh, artinya udah bagus. Jadi sampahnya akan dipadatkan trus ditimbun pake tanah. Tapi area yang digunakan ini adalah lahan yang ga produktif dan juga jauh dari pemukiman ataupun sumber air, jadi tetep aman :D Semoga aja sistem Controlled Landfill ini bisa segera berkembang menjadi sistem Sanitary Landfill, yang tentunya lebih baik lagi. Kalo sanitary landfill ini penimbunan sampah dilakukan setiap hari. Kalo controlled Landfill ?? simak perbincangan kami :

Tenten (T) : “Pak ini kan controlled landfill, berarti penimbunannya ga setiap hari dong?”
Petugas (P) : “iya, ga setiap hari  mbak”
T : “terus nimbunnya setiap apa Pak ?”
P : “Ya..nunggu turun dulu ..”
 T: (angguk-angguk sambil mikir : apanya yang turun  ya? Lindinya? Tingkat bahayanya? Tebal timbunan? Ato apa?) “Eh, Pak yang turun tadi apanya yaa??”
P : “dana mbak, dana dari pemerintah.”
Gubrak deh yaa ._. ckck

Selesai tanya2 dan liat2, kegiatan berikutnya adalah.... ambil sampel tanah pake auger, yang ternyata tanahnya keras pake banget. Mana panas, pake seragam warna gelap lagi, mantep pokoknya. Langsung banjir keringat ..

 
Next, wawancara sama pemulung yang ada disana. Tadinya sempet mikir, kalo 1 mahasiswa harus wawancara 2 pemulung berarti kalo 1 kelas totalnya 72 pemulung dan disini ga ada pemulung sebanyak itu. Eh, ternyata wawancaranya bukan disini, tapi di puncak bukit sampah. Setelah ke puncak bukit, baru terlihat mungkin ada ratusan pemulung disana. Selain itu, yang bikin kaget ada juga yang ini nih :




Yup! Sapi! Dan ada banyak banget. Ratusan jumlahnya. Menurut survey terakhir tahun 2009, jumlah sapi disini ada 900ekor loh, wow banget kan?!

Miris banget ngeliatnya. Katanya sapi-sapi ini dari kecil udah di taruh di TPA dan ditunggu sampai besar. Kalo udah besar sapi ini nanti akhirnya dijual untuk dikonsumsi dagingnya. Nah, kalo sapi yang setiap hari makan sampah ini kita konsumsi, berarti sama aja kita juga makan sampah dong? Padahal sampah isinya apa aja, pasti bisa bayangin sendiri :s
Sebenernya sampah buat Hog feeding ini jelas-jelas dilarang loh, tapi pada ngeyel sih. Malah pedagang sapinya udah pada pinter. Katanya sapi dari TPA ini ga langsung dijual, tapi di karantina dulu selama sebulan dan disuruh makan rumput. Jadi pas di jual, sapi keliatan seger, ga keliatan kalo sebenernya dia dibesarkan dengan sampah.

Sebelum pulang, kami harus memperoleh data dari 2 responden dulu. Nah, jangan dipikir gampang lo dapetin responden. Meskipun ada banyak banget pemulung disini, tapi ga semuanya mau diwawancara. Kalo aku sih cuma berani wawancara sama yang lagi ga kerja atau kerja sambil duduk, karena takut ganggu. Itupun ga semua mau juga. Ada yang malah lari menghindar, ada juga yang bilang sibuk, ada juga yang terang-terangan bilang ga mau. Namanya juga manusia, sifatnya beda-beda. Jadi aku hargai sikap mereka.

Alhamdulillahnya, 2 responden yang berhasil aku wawancara semuanya ramah-ramah. Mereka mau jawab semua pertanyaan dengan panjang lebar. Berdasarkan gejala yang mereka ceritakan, ternyata salah satu dari mereka ada yang kena ISPA . Selain itu dia juga mengalami iritasi kulit. Emang sih, aku perhatiin Bapaknya itu ga make alat pelindung diri pas kerja (masker dan sarung tangan). Aku coba himbau mereka buat pake APD, tapi katanya ga leluasa gitu. Ya memang sih, aku juga akuin emang kalo ga biasa kesannya kaya menghambat pekerjaan, tapi penting banget pake APD, terutama buat kesehatan. Yaudahlah, yang penting aku udah katakan apa yang harusnya aku katakan, hehe :D
Pokoknya begitulah kunjungan saia kali ini. Yah..lumayan seru. Kuliah di Kesehatan Lingkungan emang selalu seru. Apalagi sering kunjungan ;p
Oia, satu hal yang pengen aku bilang : “Jangan pernah meremehkan pemulung.” Pemulung itu orang yang sangat berjasa pada lingkungan. Karena berkat mereka jumlah sampah bisa ditekan karena masih ada sampah yang bisa dimanfaatkan lagi. Coba bayangin kalo ga ada pemulung, bisa-bisa dunia penuh sampah :o

Makanya kita jangan mau kalah sama pemulung, ayo bantu kurangi sampah sebisanya. Dengan langkah 3R --> Reduce, Reuse dan Recycle.

“Orang yang mau mengelola sampah demi lingkungan adalah orang yang mulia..” :)